Thursday 22 October 2015

Wanita Ini adalah : Company Women

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com
Penny Chan
Layaknya perusahaan-perusahaan minyak dan gas di dunia, di mana para karyawan yang bekerja di lapangan lepas pantainya kebanyakan pria, Penny Chan telah muncul sebagai perintis untuk Petroleum Nasional Berhad (PETRONAS) dengan menjadi Penyedia Pengeboran wanita pertama perusahaan minyak nasional Malaysia. 

Gadis berusia 26 tahun ini membuktikan upaya Perusahaan untuk memperkuat karyawannya melalui keragaman dan parsitipasi. Ini tercantum pada Laporan Kesinambungan 2014 Petronas, di mana menyebutkan bahwa karyawan merupakan aset terbesar dalam usaha untuk mempertahankan keunggulan persaingan pada bertambahnya iklim operasi yang kompleks. Di samping itu, Petronas juga menyatakan pada SR2014 bahwa "kesetaraan, keragaman dan partisipasi merupakan prinsip wajib untuk mempermudah perkembangan orang-orang kami".
 
Penny Chan mulai bergabung dengan Petronas pada bulan Maret 2011, dan saat ini sebagai wakil Penyelia Pengeboran di proyek NC-3 lepas pantai Sarawak, Malaysia. Bekerja jauh dari daratan, dia kadang "satu-satunya" wanita di Rig di antara 150 pria. Tetapi dia telah berhasil sukses, dan pengalaman telahmembikin dia seorang komunikator dan pemimpin.

Lulusan kelompok perintis program Keinsinyuran Perminyakan di Universiti Teknologi Petronas (UTP) itu menerangkan bahwa karyawan harus berkepribadian, bersemangat dan sopan. Agar efektif bekerja di Rig yang didominasi oleh pria, dia selalu mengesampingkan isu jenis kelamin, hanya fokus pada kekuatan profesional. Sebagai Penyelia Pengeboran, dia harus merencanakan, bekerja dan berkoordinasi dengan suatu kelompok pekerja lepas pantai dan bekerjasama untuk memastikan bahwa operasionalnya bagus. Oleh karena itu, sangat penting baginya agar bisa akrab dan selalu menyambut diskusi-diskusi, dan bekerjasama memecahkan masalah jika ada kendala. Gairah bisa menular, dia tertarik dan antusias dengan kegiatan yang sedang berlangsung setiap saat dan peduli dengan kru di rig. Semangat yang dia lakukan di rig, menyehatkan dan bermanfaat. Dan itu juga akan meningkatkan energi orang-orang di sekitarnya dan dia selalu merasa mendapat dukungan yang berkesinambungan dari kelompoknya. Lagipula, Chan merasa pentingnya untuk sopan dan menghargai dalam berinteraksi dengan stafnya. Dia merasa lebih mudah bekerja di suatu lingkungan kerja yang positif, di mana saling menjaga layaknya sebuah keluarga besar di rig. Kesemuanya ini sungguh akan mengakibatkan aktifitas pengeboran berjalan dengan lebih aman, murah dan cepat. Meskipun dia adalah seorang Penyelia Pengeboran, Chan sering disangka sebagai seorang pengikut latihan oleh orang-orang yang belum pernah bekerja dengannya. Dia bilang kadang-kadang gunjingan di sekitarnya membuatnya tidak nyaman, namun daripada diam dia bicara kegelisahannya kepada teman-teman prianya.

Itu kadang terjadi, tetapi dia ingin bicara secara pribadi dan bilang kepada orang itu bahwa dia kurang nyaman dengan omongan mereka. Orang-orang di sekitarnya menjadi maklum dan baik-baik saja karena dia bicara layaknya seorang teman. Bekerja di sebuah rig modern lepas pantai tidaklah memerlukan aktifitas fisik seperti masa-masa sebelumnya, karena sudah banyak proses yang otomatis. Tantangan fisik yang cukup menakutkan hanyalah naik ke tumupukan selubung, karena semakin lama semakin tinggi. Juga bergantungan dengan tali untuk mengayun dari/ke anjungan. Jika gelombang cukup ganas dan salah perhitungan waktu mengayun, bisa-bisa jatuh ke laut. Dia juga wajib mengikuti pelatihan Basic Offshore Safety Induction and Emergency Training (BOSIET) untuk memperoleh lisensi bekerja di lepas pantai.

Perpindahannya yang cukup lancar untuk bekerja di rig lepas pantai juga dipermudah dengan partisipasinya pada program "All Rounded Drilling (ARD)" Petronas. Dalam program ini, peserta latihan ditugaskan ke berbagai Rig untuk mengenal dan mereka juga dilengkapi dengan belajar kompetensi tehnik intensif di klas dan latihan-latihan simulator. Dengan mendapatkan pelatihan ARD ini, mereka dibekali dengan ketrampilan yang mumpuni dan ilmu agar bisa bekerja dan menyesuaikan kultur Rig dengan nyaman. Lagi pula, menurut Chan, pindahnya dia dari lingkungan pekerjaan kantor ke rig lepas pantai merupakan tantangan. Seharusnya setelah lulus, dia menjadi seorang petro-physicist dan harus bekerja di kantor saja. Namun, Petronas menawari dia suatu pekerjaan di Departemen Pengeboran sebagai seorang Insinyur Sumur.

Karena itu dia tidak berpikir panjang lagi, terutama setelah dijelaskan tentang lingkup pekerjaan, tantangan, kesempatan dan juga kemungkinan prospek kariernya. Dia telah melakukan pilihan yang tepat, karena dia menyukainya. Petronas adalah perusahaan internasional, jadi dia mempunyai kesempatan untuk bekerja ke luar negeri. Bulan Juni - Oktober tahun 2014 yang lalu dia bekerja di Myanmar waktu ditugaskan sebagai Penyelia Pengeboran malam di sebuah Rig darat Sementara itu, Chan mengamati bahwa bekerja di rig lepas pantai tidaklah begitu berat, terbukti sekarang mulai banyak para wanita yang melakukan pelatihan. Dan sekarangpun Rig-rig lepas pantai yang baru, kamar, KM dan ruang ganti pakaian khusus untuk wanita telah dipisahkan . Setelah menjadi Penyelia Pengeboran wanita pertama perusahaan minyak nasional Malaysia, sekarang Chan bercita-cita ingin menjadi Pemimpin Pengeboran wanita pertama karena dia pengin membantu perusahaannya menjadi lebih efisien.

Tehnologi baru selalu datang, jadi dia selalu berpikir bagaimana caranya agar mereka bisa mengebor lebih aman, murah dan cepat. Dia tidak masalah sebagai Pemimpin Pengeboran dalam waktu yang lama dan itu akan merupakan tantangan baginya. Dia pengin memimpin situasi pengeboran sumur yang kompleks dan menantang, dalam waktu yang bersamaan mengembangkan dan mengajari kelompok baru insinyur-insinyur muda. Tapi dia merasa harus lebih banyak belajar sebelum melakukan tugas itu, karena akan bekerja lebih keras.

Sementara itu, Chan fokus pada pekerjaannya dan terutama mendapatkan penghargaan dari rekan-rekannya, dan dia percaya cara memanfaatkan bakat dan keahliannya untuk membuktikan "harga dirinya" Chan menguraikan, setelah bekerja di Rig, kita akan belajar tentang psikologi Rig. Dari sana kita belajar bagaimana cara bergaul & bicara dengan setiap orang. Pelan-pelan, mereka akan menghormatimu dan kita akan mengetahui kelebihan & kekurangan mereka. Sebagai pelopor, dia bilang bahwa Petronas menjadi suatu pilihan bagi karyawan-karyawan wanita untuk memulai karier mareka, terutama di lingkungan minyak dan gas lepas pantai.

Ini betul-betul akan menginspirasi lebih banyak wanita untuk mencari tantangan dan jalan lebih mudah daripada jaman dahulu. Dengan adanya kesetaraan dan berlimpahnya peluang, juga disediakannya program latihan tersusun oleh Petronas, dia sangat yaqin mereka akan mempunyai tenaga kerja yang beragam dan interaktif. Seharusnya tidak boleh ada lagi penghalang kepada wanita yang berminat untuk bekerja pada industri minyak dan gas yang menantang dan mereka harus selalu dipacu oleh sesuatu yang menarik, dan apa yang mereka inginkan untuk berhasil.

Kesempatan itu terdapat di Petronas, karena tahun lalu PMN telah menganggarkan sekitar US$116juta (MYR500juta) pada manajemen kemampuan dan juga pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kompetensi. Itu merupakan jumlah yang cukup signifikan, tetapi Petronas melakukannya sebagai investasi jangka panjang. Selain membuat investasi yang besar dalam membina bakat, Perusahaan juga memerlukan waktu yang lama dalam perencanaan suksesi dan pengembangan karyawannya yang berjumlah 51.000 orang.

Ditekankannya munculnya manajemen kemampuan disebabkan oleh perubahan rentang demografik dalam perusahaan yang 55% karyawannya masih berumur kurang dari 35 tahun. Pada aktifitas internasionalnya, karyawan bukan orang Malaysia sekitar 1/5 dari seluruh tenaga kerja Perusahaan. Tahun lalu 21%, sedikit berubah dari tahun 2012 dan 2013. Pada pembagian jenis kelamin dalam Perusahaan pada tahun 2014, 72% pria sedangkan wanitanya 28% - rasio yang sejajar pada dua tahun sebelumnya. edBT

Pahlawan Perminyakan

teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com
Myron Macy Kinley 
Myron Macy Kinley terlahir di Santa Barbara, Kalifornia pada tahun 1898. Dia putra Karl T. Kinley, seorang penembak torpedo yang bekerja di Ladang minyak Midway, dekat Taft, Kalifornia. Dan diusianya yang baru 14 tahun, Myron sudah membantu ayahnya mengangkut nitrogliserin naik turun sepanjang jalan lapangan minyak yang sulit, mengisi cairan gliserin ke dalam tabung aluminium yang nantinya akan dijatuhkan ke dalam sumur. 

Pada tahun 1913, Karl dan Ford Alexander, temannya, disewa oleh Perusahaan K.T.&O. di ladang Midway untuk meledakkan kepala sumur Hay No.7 yang baru terbakar, sebelum apinya kemudian dipadamkan dengan uap dari ketel di dekatnya. Ketika meledak, kepala sumur pecah menjadi berkeping-keping dan tidak diduga, mampu memadamkan apinya selama beberapa menit. Dengan tidak adanya kepala sumur lagi dan api menyembur ke atas, kemudian diledakkan untuk kedua kalinya agar api betul-betul padam.

Myron muda, yang saat itu sudah berumur 15 tahun menyaksikannya. Setelah ikut ambil bagian pada PD I di bagian artileri, Myron pulang ke Kalifornia dan bekerja bersama ayahnya selama beberapa tahun. Di tahun 1924, Myron dan Floyd, adiknya, pindah ke Tulsa, Oklahoma dan mendirikan Perusahaan "Standard Torpedo". Dan dalam 6 bulan, keduanya kembali ke bisnis pemadaman api sumur minyak, memadamkan kebakaran-kebakaran besar di ladang minyak Cromwell di propinsi Seminole, Oklahoma. Reputasi Kinley bersaudara dalam pemadaman api segera melegenda. Kemudian mereka memindahkan usahanya ke Houston dan membentuk Perusahaan "M.M.Kinley". Dan hampir setiap orang di dunia yang sumurnya meledak akan segera menelpon Mohawk 4501 di Bellaire unuk meminta pertolongan Myron "Mac" Kinley. Dimasa itu saingan Kinley hanyalah seorang, namanya H.L."Pat" Patton, juga dari Houston.

Pada usia 38 tahun, sebagai pemadam api sumur minyak, Kinley terlibat langsung dalam kebakaran & ledakan lebih dari 600 sumur di seluruh dunia. Di tahun '30, '40 dan '50, dalam Bumi masih ada tekanan dari dasar sumur. Dengan banyaknya kebakaran dan meledaknya sumur, Kinley selalu berada di sana dengan gagahnya.

Myron sering melakukan perjalanan dari Houston ke Timur Tengan atau ke manapun ada panggilan. Terbang selama 60-70 jam dengan DC-3 dan hanya membawa kopor penuh dengan pakaian kerja dan sebuah helm. Apapun peralatan /perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya di sana, beliau selalu membuatnya di lokasi. Beliau adalah seorang "empu pemecah masalah". Myron secara fisik juga sangat tangguh; lututnya sempat hancur waktu memadamkan api di Texas Timur pada tahun 1931, namun menjinakkannya sendiri sumurnya dengan menyuruh teman-temannya agar menjauh dari api.

Pada tahun 1936, Floyd, adiknya meninggal di lantaibor karena tertumbuk pipa bor waktu terjadi ledakan sumur di propinsi Goliad. Setahun kemudian waktu Myron baru mengisi gliserin ke dalam tong untuk memadamkan suatu kebakaran sumur dekat kota Bay, Texas, tongnya meledak terlalu dini dan menewaskan teman yang berdiri di sebelahnya, juga melibas kaki kanannya hingga parah sekali. Cacat tersebut dan kemudian disusul dengan cedera-cedera berikutnya di kaki yang sama, mengakibatkan lumpuh total sampai akhir hayatnya. Juga karena kakinya yang lumpuh itu menyebabkan beliau terbakar hebat pada tahun 1945 sewaktu mematikan sumur di Venezuela. Kru Halliburton sempat membawanya dengan mobil pick-up dan menyelamatkan jiwanya. Myron harus terbaring selama 6 bulan agar sembuh dari luka-luka bakarnya.

Segera setelah sembuh di tahun 1946, Kinley mempekerjakan Red Adair muda untuk membantunya. Boots Hansen, Coots Matthews dan Richard Hatteberg juga bekerja dan belajar dari Myron Kinley. Banyak tehnik-tehnik pemadaman kebakaran yang dipakai jaman sekarang, pada awalnya dikembangkan oleh Myron 90 tahun yang lalu dan kemudian hanya sedikit sekali perubahannya. Contohnya, untuk menempatkan peledak ke dasar sumur yang baru terbakar, dengan cara membuat troli sederhana ke sumur dan tabung atau tong yang diisi gliserin yang dimuatkan pada sebuah kereta kecil kemudian ditarik atau didorong ke sumur baru kemudian diledakkan.

Pada tahun 1933-34, Kinley pertama kali menciptakan kereta Athey, sebuah lengan panjang dengan rel Athey, digunakan untuk membersihkan puing-puing dari sumur yang terbakar dan untuk memudahkan penembakan tepat di dasar api. Menurut teman-teman kerjanya, Kinley merupakan sosok yang tangguh, ulet, keras kepala dan pekerja keras. Tapi juga baik hati, contohnya waktu tahun 1958 Adair meninggalkannya, beliau begitu sedih. Waktu Coots bekerja dengannya, Myron selalu menyetir mobilnya sendiri yang dipasangi akselerator khusus dan dibagi dua di sebelah kiri papan lantai sehingga Myron bisa menempatkan kaki kanannya yang lumpuh ke bangku penumpang. Coots harus duduk di bangku belakang. Jika Myron harus naik pesawat terbang, terpaksa duduk di gang karena kakinya yang cacat. Meskipun Myron Kinley cuma sekolah sampai klas 8, tetapi dengan keahliannya di bidang pemadaman api & pengendalian sumur liar, beliau merupakan seorang inovator dan penemu peralatan yang berhubungan dengan perminyakan. Beliau beserta Jack, putranya dan Karl, cucunya telah mengembangkan dan memiliki beberapa hak paten - termasuk sebuah pelubang pipa mekanis, sebuah alat rangkaian penembak, Jar yang kuat, sebuah pemotong sandline dan Kaliper Kinley yang terkenal dan sekarang masih dipakai di seluruh dunia untuk menentukan integritas selubung.

Myron masih mengendalikan sumur liar sampai berusia hampir 64 tahun. Di tahun 1962 beliau berhasil menutup sumur dan memadamkan kebakaran hebat di Jepang, lantas menerima penghargaan kehormatan yang dilimpahkan kepada orang asing, "Orde Matahari Terbit ke 5".

Myron baru pensiun dari aktifitas pemadam kebakaran setelah bertugas di Jepang dan kemudian tinggal di Chickasha, Oklahoma bersama Jessie, istrinya. Kemudian beliau mengebor dan mengoperasikan sumur-sumur minyak dan gas sampai wafatnya di tahun 1978. Istrinya kemudian menyusun buku biografi Myron berjudul "Call Kinley".

Peran Myron Kinley dalam sejarah pemadaman api dan pengendalian sumur liar tidaklah tertandingi. Industri minyak dan gas dunia sangat berhutang budi, begitu menghormati dan mengagumi beliau. edBT

GOLDEN DRILLER of TULSA..

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com
Tulsa
Pada tanggal 8 Oktober 1923, sebanyak 5.000 pengunjung tanpa mempedulikan hujan lebat, menyaksikan pembukaan "Kongres dan Pameran Perminyakan Internasional Pertama" di kota Tulsa, suatu peristiwa tahunan yang akan berulang lagi selama beberapa dekade.

Lebih dari 200 peserta memamerkan barang-barang perminyakan dalam negeri paling lengkap yang pernah dirakit hingga tengah malam sebelum pengunjung terakhir meninggalkan arena pameran.

Ditahun-tahun berikutnya, pengunjung bertambah lebih dari 120.000 orang. Pada pameran ditahun 1953, perusahaan "Mid-Continent Supply" dari Forth-Worth memperkenalkan patung "Juru Bor Emas dari Tulsa" yang asli, menggambarkan seorang Roughneck yang tangan kanannya memberi tanda "OK". Pada Pameran tahun 1959, patung ini didirikan kembali dengan bentuk seorang Roughneck yang memanjat Menara sambil melambaikan tangan.

Kemudian pada tahun 1966 waktu pengunjung memuncak, raksasa setinggi 76 kaki seberat hampir 22 Ton itu dibuat ulang, tetapi dengan bentuk yang berbeda, menggambarkan seorang Roughneck yang tangan kanannya bertumpu pada sebuah menara Rig bekas, yang diambil dari ladang minyak yang sudah habis di Seminole, Oklahoma.

Menurut cerita, patung ini dirancang oleh seorang imigran Yunani bernama George S. "Grecco" Hondronastas, terbuat dari 250 mil batang baja & sirat. Ini patung tertinggi no.5 di Amerika Serikat dan dirancang mampu menahan laju angin dengan kecepatan 200 mpj. Untuk memelihara patung ini, pada tahun 2011 yang lalu telah diadakan inspeksi menyeluruh dan kemudian dicat ulang dengan harapan tahan dalam waktu 100 tahun.

Goncangan ekonomi dimulai dengan adanya embargo minyak OPEC pada tahun 1973, sehingga melemahkan industri perminyakan. Dan setelah berlangsung setiap tahun selama 57 tahun, Pameran Perminyakan Internasional berakhir pada tahun 1979. edBT

Wednesday 21 October 2015

Peran Geologist Dalam Eksplorasi Ladang Minyak


Geologist
Ilmu geologi berperan penting sejak tanggal 5 Oktober tahun 1915, waktu penemuan sebuah ladang minyak di Mid-Continent. Sumurnya dibor oleh Wichita Natural Gas, sebuah anak perusahaan Cities Service Company yang menemukan ladang minyak El Dorado seluas 34 mil persegi di Kansas tengah.Awalnya sumur Stapleton No. 1 memproduksi 95 bph dari kedalaman 600 kaki, sebelum dibor lagi sampai sedalam 2500 kaki dan memproduksi 110 bph dari formasi pasir Wilcox. Sumur-sumur yang lain segera dibor di sebelah timur Wichita.

Penemuan minyak setahun sebelumnya di dekat Augusta telah meminta sesepuh El Dorado agar menyewa geologis negara bagian untuk melakukan suatu studi geologi di daerah sekitarnya.
Dengan pertama kali memakai metode survei ilmu geologi, Cities Service telah mengidentifikasi suatu antiklin yang menjanjikan dan kemudian menyewa tanah seluas 30.000 hektar dekat kota El Dorado di propinsi Butler. Hasil kerja lapangan mereka menguraikan Antiklin El Dorado.

Ilham geologist sumur ini membuat Gulf Oil, Standard Oil dan perusahaan-perusahaan lain untuk mempekerjakan Geologist. Para petinggi industri seperti Archibald Derby, John Vickers dan William Skelly menyatakan perusahaan-perusahaan penghasil dan penyuling minyak di El Dorado berterimakasih pada ladang minyak ditahun 1915 itu. Jadi berawal dari ide tersebut, kemudian tidak ada perusahaan minyak di dunia ini yang akan mengebor sebuah sumur tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan seorang Geologist.

Sebelum tahun 1915, Geologist hanya dianggap seperti tukang sulap dan tidak berguna. Mereka hanya dipandang sebagai tukang obat atau dukun klenik. Dari situlah yang mendasari perubahan kemajuan dan menyatakan bahwa Geologi sebagai salah satu ilmu yang penting dalam industri perminyakan.

Waktu Amerika terlibat dalam PD I, perkembangan ladang minyak meningkat dan di tahun 1918 lapangan El Dorado memproduksi 29 juta barel minyak. Selagi jumlah sumur di propinsi Butler berlipat ganda, Oil Hill berubah menjadi "kota perusahaan" terbesar di dunia dengan jumlah penduduk 8500 orang. Sumur Stapleton No. 1 yang berproduksi sampai tahun 1967, sekarang banyak dikunjungi wisatawan - dikenal sebagai Museum Minyak Kansas. Di sana terdapat pameran alat-alat industri perminyakan seluas 20 hektar, model-model pengilangan bersejarah setempat, dan sebuah tempat rekreasi yang menggambarkan jalan utama kota waktu berhasilnya minyak pada tahun 1920.
Maka boleh bangga & berbahagialah kepada teman-teman yang pernah menjadi wellsite Geologist, atas peran & jasa kalyanlah, sehingga industri perminyakan dunia bisa berkembang pesat seperti sekarang ini. BTeditor

Wanita Tangguh Lepas Pantai - Symbat Kazhymuratova

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com
Symbat Kazhymuratova
Nama saya Symbat Kazhymuratova, berasal dari Kazakhstan. Saya sebagai Insinyur Lapangan bagian Pemasangan alat-alat Produksi pada sumur yang sudah terpasang selubung (Completions and Wellbore Intervention - CWI) dan sudah bekerja di Perusahaan ini sejak tahun 2013.

Saya tertarik pada industri minyak dan gas karena banyak kesempatan untuk bekerja di suatu lingkungan dengan berbagai kultur. Dan merupakan suatu tantangan tersendiri menjadi seorang Insinyur wanita pada suatu perusahaan jasa, juga pelatihan yang disediakan di berbagai fasilitas di seluruh dunia dan kesempatan berkembangnya karier di perusahaan ini. 

Saya terlibat di semua aspek bisnis, termasuk operasional, tehnik aplikasi, suplai, kwalitas dan kehukuman. Setiap hari saya belajar sesuatu yang baru dan bertanggung-jawab memberikan pelayanan dan dukungan. Kami harus bisa beradaptasi, fleksibel dan inisiatif dalam pengambil an keputusan. 

Dan yang lebih mengasyikkan, saya mempunyai banyak teman waktu mengikuti pelatihan dan bekerja di rig, bisa belajar bergaul dengan berbagai macam orang. Kebetulan saya menguasai 3 bahasa : Kazakh, Inggris dan Rusia.

Menjadi insinyur wanita pertama bagian Completions and Wellbore Intervention (CWI) dan bekerja di proyek terbesar lepas pantai di ladang minyak Kashagan, Kazakhstan tidaklah mudah. Karena kondisi tempat kerjanya yang sangat ekstrim, hujan dan panas, dan bekerja penuh tekanan. Tapi saya bangga karena bisa mengalahkan tantangan dan berhasil menyelesaikan semua tugas dengan lancar. BTeditor

Friday 16 October 2015

Pengeboran Telah Dilakukan Sebelum Masehi


http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.co.id
Sejarah Pengeboran di Dunia
  • 2550 - 2315 Sebelum Masehi Mesir menggunakan berlian, alat pengeboran untuk pembangunan piramida. 
  • 600-260 Sebelum Masehi Cina mengebor sampai dengan diameter 14 inch dan kedalaman sampai 2000 meter. 
  • 1126 Masehi biarawan Carthusian pengeboran air mencapai sampai dengan 1000 meter. 
  • 1745 Masehi Pertama kali sumur minyak dibor di Perancis. 
  • 1810 Masehi Pertama pengeboran garam di Jerman. 
  • 1814 Masehi Cumberland Kentucky minyak pertama USA dengan baik. 
  • 1825 Masehi Pertama kali kabel alat pengeboran di Eropa. 
  • 1845 Masehi Beart Inggris memperoleh paten pada metode pengeboran putar (rotary drilling). 
  • 1856 Masehi Pertama kali rig bertenaga uap. 
  • 1863 Masehi Pertama kali diamond coring di Swiss. 
  • 1878 Masehi Pertama kali paten pada dua bit kerucut. 
  • 1893 Masehi kedalaman pengeboran mencapai 2004 m. 
  • 1897 Masehi Pertama kali pengeboran lepas pantai di Santa Barbara. 
  • 1908 Masehi Pertama kali batu bit yang digunakan. 
  • 1925 Masehi rig Pertama rotary menggunakan mesin diesel.
  • 1929 Masehi pertama kalinya digunakan Bentonit sebagai mengebor lumpur. 
  • 1933 Masehi Tricone bit diperkenalkan. 
  • 1947 Masehi kedalaman pengeboran mencapai 5418 m. 
  • 1953 Masehi depan rig sepenuhnya hidrolik diperkenalkan. 
  • 1955 Masehi Pertama kali kapal pengeboran. 
  • 1974 Masehi Oklahoma pengeboran kedalaman 9558 m tercapai.

Sejarah Perminyakan Di Indonesia

Rig Pengeboran Minyak
Cepu pada tahun 1929
.
Teknik Perminyakan - Sejak jaman pemerintahan kolonial Belanda, di Indonesia sudah dilakukan eksplorasi dan produksi minyak bumi. Pengusahaan minyak bumi di Indonesia memang tergolong yang tertua di dunia. Pengeboran minyak pertama di Indonesia, yang dilakukan oleh J Reerink, 1871, hanya berselang dua belas tahun setelah pengeboran minyak pertama di dunia oleh Kolonel Edwin L Drake dan William Smith de Titusville (1859), di negara bagian Pensilvania, Amerika Serikat. Meskipun demikian, berbeda halnya dengan sektor perkebunan dan pertanian yang sudah ratusan tahun diperah, sektor pertambangan baru dikembangkan oleh Belanda pada abad ke-19. Dua abad lebih setelah VOC didirikan, sektor pertambangan belum menjadi andalan pendapatan pemerintah kolonial. Hal ini bisa dilihat dari adanya Indische Mijnwet, produk undang-undang pertambangan pertama, yang baru dibuat oleh Belanda pada tahun 1899.

Pada pertengahan abad ke-19, Corps of the Mining Engineers, suatu institusi Belanda, telah melaporkan penemuan minyak pada dekade 1850-an, antara lain di Karawang (1850), Semarang (1853), Kalimantan Barat (1957), Palembang (1858), Rembang dan Bojonegoro (1858), Surabaya dan Lamongan (1858). Temuan minyak terus berlanjut pada dekade berikutnya, antara lain di daerah Demak (1862), Muara Enim (1864), Purbalingga (1864) dan Madura (1866).

Cornelis de Groot, yang saat itu menjabat sebagai Head of the Department of Mines, pada tahun 1864 melakukan tinjauan hasil eksplorasi dan melaporkan adanya area yang prospektif. Laporannya itulah yang dianggap sebagai milestone sejarah perminyakan Indonesia (Abdoel Kadir, 2004).

Sosok Belanda lainnya yang cukup dikenal di dalam milestone perminyakan Indonesia adalah J. Reerink, yang menemukan adanya rembesan minyak di daerah Majalengka, daerah di lereng Gunung Ciremai, sebelah barat daya kota Cirebon. Minyak tersebut merembas dari lapisan batuan tersier yang tersingkap ke permukaan. Berdasarkan temuan itu, ia lalu melakukan pengeboran minyak pertama di Indonesia pada tahun 1871. Pengeboran pertama ini memanfaatkan tenaga hewan lembu. Total sumur yang dibor sebanyak empat sumur, dan menghasilkan 6000 liter minyak bumi yang merupakan produksi minyak bumi pertama di Indonesia.

Keberhasilan J. Reerink menemukan minyak, meskipun secara keekonomian tidak komersial, menjadi tonggak berkembangnya pemboran minyak di Indonesia. Selama periode 1882 – 1898, telah dilakukan pemboran di daerah-daerah lainnya seperti di Langkat (Sumatra Utara), Surabaya (Jatim), Kutai (Kaltim) dan Palembang (Sumsel). Era ini disebut juga era pionir, sekaligus sebagai awal pengelolaan minyak bumi secara sistematis melalui badan usaha, yang menjadi cikal bakal perusahaan minyak Belanda.

Aeilko Jans Zeilker merupakan orang pertama yang memperolah konsesi di daerah Telaga Said, Langkat, Sumatra Utara seluas 500 bahu (3,5 km persegi), dari Sultan Langkat pada tahun 1883. Lapangan itu ia temukan pada saat inspeksi dan menemukan genangan yang tercampuri minyak bumi. Setahun kemudian, lapangan ini mulai berproduksi pada tahun 1884 dan menghasilkan 8000-an liter minyak bumi. Untuk mendukung pengembangan usaha minyak di lapangan ini, maka dibangunlah jaringan pipa dan kilang minyak oleh Jean Baptist August, sepeninggal Zeilker. Kilang minyak Pangkalan Brandan tersebut selesai dibangun pada tahun 1892. Enam tahun setelahnya, tahun 1898, tangki-tangki penimbunan dan fasilitas pelabuhan dibangun di Pangkalan Susu. Dengan demikian, minyak mentah yang dihasilkan dapat diolah terlebih dahulu sebelum dikapalkan. Pelabuhan Pangkalan Susu merupakan pelabuhan ekspor minyak pertama di Indonesia.

Pada tahun 1890, Belanda secara resmi mendirikan perusahaan minyak di Indonesia yang diberi nama NV Koninklijke Nederlandsche Petroleum Maatschappij, atau Royal Dutch Petroleum Company. Sebelum itu, di negeri Belanda sendiri telah dibentuk Doordsche Petroleum Maatschappij pada tahun 1887, oleh Adriaan Stoop, untuk mengembangkan lapangan minyak di Surabaya, Jawa Timur. Stoop memperoleh konsesi seluas 152,5 km persegi. Lapangan Kruka merupakan lapangan tertua di daerah ini. Dari lapangan Djabakota berhasil diproduksikan sekitar 8000-an liter minyak bumi. Stoop kemudian membangun kilang Wonokromo pada tahun 1890 – 1891 untuk mengolah minyak mentah yang dihasilkan. Kilang ini merupakan yang tertua di Pulau Jawa. Sejak itu, banyak berkembang konsesi-konsesi di Jawa, antara lain di daerah Gunung Kendeng, Bojonegoro, Rembang, Jepon dan lain-lain. Totalnya sekitar tiga puluh lapangan. Sejalan dengan pengembangan lapangan-lapangan itu, didirikan pula kilang di Cepu, Bojonegoro.

Di Kalimantan, pengelolaan minyak bumi dimulai ketika Sultan Kutai memberikan konsesi kepada Jacobus Hubertus Menten, pada tahun 1888. Pada tahun 1893, Lapangan Sanga-Sanga mulai berproduksi. Selanjutnya dibangunlah kilang Balikpapan pada tahun 1894. Produksi komersialnya sendiri baru dicapai pada tahun 1897. Pengapalan minyak pertama terjadi pada tahun 1898 oleh kapal tanker Shell ke Singapura.

Di Sumatra Selatan, eksplorasi produksi dimotori oleh Dominicus Antonius Josephin Kessler dan Jan Willem Ijzerman. Mereka berdua mendirikan Nederlandsche Indische Exploratie Maatschappij pada tahun 1895, untuk mengelola konsesi yang ada di daerah Banyuasin dan Jambi. Seiring dengan bertambah banyaknya jumlah konsesi mereka, maka pada tahun 1897 dibentuk Sumatera–Palembang Petroleum Maatschappij, yang masih menjadi bagian Royal Dutch. Selanjutnya dibangunlah kilang mini di daerah Bayung Lencir. Penemuan lainnya yaitu di daerah Lematang Ilir dan Muara Enim, Sumatra Selatan, untuk selanjutnya kemudian dibentuk Muara Enim Petroleum Maatschappij. JW Ijzerman juga kemudian membangun kilang yang cukup besar di Plaju, bersamaan dengan pembangunan jaringan pipa yang menghubungkan Muara Enim dengan Kilang Plaju tersebut.

Pada masa itu, terdapat dua perusahaan besar yang berperan sebagai leader, yakni Royal Dutch dan Shell. Royal Dutch bergerak di bidang eksplorasi, produksi dan pengilangan. Sedangkan Shell, perusahaan raksasa Belanda lainnya, bergerak di bidang usaha transportasi dan pemasaran. Kedua perusahaan besar ini kemudian merger pada tahun 1907 menjadi Royal Dutch – Shell Group, yang kemudian dikenal dengan Shell. Di bawah group ini dibentuklah De Bataafsche Petroleum Mij (BPM) untuk produksi dan pengilangan dan Anglo Saxon Petroleum Coy untuk transportasi dan pemasaran (Abdoel Kadir, 2004).

Berdirinya Royal Dutch Company pada tahun 1890, tidak terlepas dari upaya Zeilker yang berhasil menemukan minyak secara komersial di Telaga Said, Sumatra Utara. Atas temuan komersialnya itu, Zeilker lalu berangkat ke Belanda untuk menandatangani proposal pendirian perusahaan minyak terbesar di Hindia Belanda yang berpusat di Pangkalan Brandan. Dia sendiri lalu ditunjuk untuk memimpin perusahaan itu. Pada tahun itu juga, ia wafat dan digantikan oleh De Gelder, yang bertugas mengembangkan lapangan-lapangan baru. Sementara itu, Shell, perusahaan yang didirikan oleh Marcus Samuel pada tahun 1897, pada awalnya hanya merupakan perusahaan yang menjual kulit kerang di kota London. Komoditas pertamanya inilah yang dijadikan logo perusahaan hingga kini.

Masuknya kartel-kartel raksasa minyak dunia dalam industri migas di Hindia Belanda diawali dengan terbitnya undang-undang pertambangan (Indische Mijnwet) pada tahun 1899 (Syeirazi, 2009). Undang-undang ini memperbolehkan pihak swasta untuk terlibat di dalam pengusahaan minyak bumi, setelah sebelumnya pemerintah kolonial melarang keterlibatan pihak swasta. Standard Oil of New Jersey (SONJ), yang merupakan perusahaan swasta pertama, datang ke Hindia Belanda pada tahun 1912. Mereka lalu mendirikan anak perusahaan bernama Nederlansche Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM). Hanya berselang sepuluh tahun, perusahaan itu mampu berproduksi hingga 10 – 20 ribu barel per hari dari sumur Talang Akar. Keberhasilan ini mendorong NKPM membangun kilang di Sungai Gerong pada tahun 1926.

Pada tahun 1924, Standard Oil of California (Socal), grup Standard Oil yang lainnya, datang ke Hindia Belanda. Socal kemudian bergabung dengan Texaco dan mendirikan perusahaan joint venture bernama NPPM (Nederlandsche Pasific Petroleum Maatschappij). Pengeboran pertama mereka lakukan pada tahun 1935 di Blok Sebangga, sekitar 65 km utara Pekan Baru, dan menghasilkan minyak meskipun tidak terlalu besar. Penemuan besar mereka terjadi pada tahun 1944, pada saat ahli geologi NPPM melakukan pengeboran di Sumur Minas-1. Penemuan inilah yang merupakan cikal bakal penguasaan Chevron terhadap cadangan minyak terbesar di Indonesia saat ini.
 

Sekilas Sejarah Perminyakan Hindia-Belanda

Ilustrasi : RIG DRILLING
Teknik Perminyakan -  Indonesia kaya sumberdaya minyak bumi dimulai dari satu setengah abad silam, banyaknya ditemukan rembesan-rembesan minyak yang tersingkap kepermukaan bahkan bercampur dengan air danau bisa dibayangkan betapa kayanya Indonesia dengan minyak sebanyak itu.

Bahkan di zaman itu kedalaman sumur minyak hanya berkisar 20 meter sampai 100 meter dari permukaan bumi, berikut kutipan :

"MASA PIONIR (1850 - 1945) Industri perminyakan di Hindia Belanda (dan kemudian di Indonesia setelah tahun 1945) diawali dengan laporan penemuan minyak bumi oleh Corps of the Mining Engineers, institusi milik Belanda, pada dekade 1850-an, antara lain di Karawang (1850), Semarang (1853), Kalimantan Barat (1857), Palembang (1858), Rembang dan Bojonegoro (1858), Surabaya dan Lamongan (1858). Temuan minyak terus berlanjut pada dekade berikutnya, antara lain di daerah Demak (1862), Muara Enim (1864), Purbalingga (1864) dan Madura (1866). Cornelis de Groot, yang saat itu menjabat sebagai Head of the Department of Mines, pada tahun 1864 melakukan tinjauan hasil eksplorasi dan melaporkan adanya area yang prospektif. Laporannya itulah yang dianggap sebagai milestone sejarah perminyakan Indonesia (Abdoel Kadir, 2004). 

Selanjutnya, pada 1871 seorang pedagang Belanda Jan Reerink menemukan adanya rembesan minyak di daerah Majalengka, daerah di lereng Gunung Ciremai, sebelah barat daya kota Cirebon, Jawa Barat. Minyak tersebut merembes dari lapisan batuan tersier yang tersingkap ke permukaan. Berdasarkan temuan itu, ia lalu melakukan pengeboran minyak pertama di Indonesia dengan menggunakan pompa yg digerakkan oleh sapi. Total sumur yang dibor sebanyak empat sumur, dan menghasilkan 6000 liter minyak bumi yang merupakan produksi minyak bumi pertama di Indonesia.

Pengeboran ini berlangsung hanya berselang dua belas tahun setelah pengeboran minyak pertama di dunia oleh Kolonel Edwin L Drake dan William Smith de Titusville (1859), di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat. Dengan demikian, pengelolaan minyak bumi di Hindia Belanda termasuk pionir (tertua) di dunia. Namun, sektor pertambangan, khususnya minyak bumi, belum menjadi andalan pendapatan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Hal ini bisa dilihat dari adanya Indische Mijnwet, produk undang-undang pertambangan pertama, yang baru dibuat pada tahun 1899.
 
Kemudian Reerink juga melakukan pengeboran di Panais, Majalengka, Cipinang dan Palimanan, dengan mengunakan pompa bertenaga uap yang didatangkan dari Canada, menghasilkan minyak yang sangat kental yg disertai dengan air panas yang memancur setinggi 15 meter. Pada 1876 permohonan pinjaman modalnya ditolak NV Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM), sehingga akhirnya ia memutuskan menutup sumur-sumur tersebut dan kembali ke usaha dagang sebelumnya".
Sumber : Wikipedia Ensklopedi Bebas .

Berdasarkan kutipan diatas hasil minyak Indonesia dimonopoly oleh Belanda walaupun hasil yang didapat tidak terlalu besar karenanya pada waktu itu teknologi pengeboran belum memadai.

Sejarah Eksplorasi Minyak Bumi Indonesia - Pertamina EP

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.co.id
Kilang Pangkalan Brandan - Sejarah Perminyakan Indonesia
Asset I
 
Era 1800: Awal Pencarian
Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur produksi pertama adalah sumur Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada tahun 1883 yang disusul dengan pendirian Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan pada 1885. Sejak era itu, kegiatan ekspolitasi minyak di Indonesia dimulai.

Era 1900: Masa Perjuangan
Setelah diproduksikannya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri perminyakan di tanah air terus berkembang. Penemuan demi penemuan terus bermunculan. Sampai dengan era 1950an, penemuan sumber minyak baru banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih dibawah pendudukan Belanda yang dilanjutkan dengan pendudukan Jepang.

Ketika pecah Perang Asia Timur Raya produksi minyak mengalami gangguan. Pada masa pendudukan Jepang usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pemboman lalu pada masa perang kemerdekaan produksi minyak terhenti.

Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan yang teratur, seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh Belanda dan Jepang dikelola oleh negara.

1957: Tonggak Sejarah Pertamina
Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah mendirikan sebuah perusahaan minyak nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu bergabung dengan PERTAMIN menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan UU No. 8 pada 1971, yang menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan PERTAMINA. Karena itu PERTAMINA memainkan peran ganda yakni sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK) PERTAMINA. Sementara di sisi lain PERTAMINA juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya.

Era 2000: Perubahan Regulasi
Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya. Peran regulator diserahkan ke lembaga pemerintah sedangkan Pertamina hanya memegang satu peran sebagai operator murni.

Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan oleh BPMIGAS yang dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator di sektor hilir dijalankan oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun setelahnya pada 2004.

Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai entitas bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan transportasi pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud implementasi amanat UU No.22 tahun 2001 yang mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha hulunya sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.

2005: Entitas Bisnis Murni
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) – yang berlaku surut sejak 17 September 2003 – atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku sejak 17 September 2005.

Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery).

Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, PT Pertamina EP memiliki modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga sekaligus untuk menjawab tantangan pemeritah dan masyarakat yang menginginkan peningkatan produksi migas nasional.

Thursday 15 October 2015

Viskositas Minyak Mentah Adalah ( Crude Oil Viscosity )

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.co.id
Pengukuran Viskositas 
Teknik Perminyakan - Viskositas minyak mentah adalah Keengganan suatu minyak mentah untuk mengalir.  Secara garis besar pengertian viskositas adalah Sifat fluida yang diberikannya tahanan  tegangan geser oleh fluida tersebut. Dan viskositas biasa diterima sebagai sifat “kekentalan cairan (fluida)”. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Gaya tarik menarik antarmolekul yang besar dalam cairan menghasilkan viskositas yang tinggi. Koefisien viskositas didefinisikan sebagai hambatan pada aliran cairan. Gas juga memiliki viskositas, tetapi nilainya sangat kecil. 

Dalam kasus tertentu viskositas gas memiliki peran penting.misalnya viskositas kondensat, Aviation Gas, dll. Perbedaan viskositas gas dan viskositas cairan (minyak)  yaitu viskositas gas meningkat dengan  naiknya suhu (Temperature) , sedangkan viskositas cairan (minyak) berkurang dengan naiknya suhu. Karena cairan dengan molekul yang jauh lebih rapat dari pada gas, mempunyai gaya kohesi yang jauh lebih besar dari pada gas.

Faktor yang mempengaruhi Viskositas minyak yaitu temperature, konsentrasi, pressure, dan berat molekul. Viskositas terbagi menjadi Viskositas Kinematik yang merupakan viskositas yang diperngaruhi oleh gaya gravitasi dan Viskositas Dinamik merupakan viskositas yang tidak diperngaruhi oleh gaya gravitasi.

Pengukuran konstanta Viskositas dengan alat viscometer. 

Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
Ø  Viskometer k apiler / Ostwald
Viskositas dari cairan newton bias ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketikaia mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).

Ø  Viskometer Hoppler
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungs idari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).

Ø  Viskometer Cup dan Bob
 Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding dalamdari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi.Penurunan konsentras iini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan kelua rmemadat.Hal ini disebt aliran sumbat (Moechtar,1990).

Ø  Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).

 Viskositas Fluida Newtonian yang mengalir melalui pipa diukur berdasarkan persamaan :


dimana :
µ          : Viskositas (poise)
r           : Jari-jari pipa kapiler (cm)
t           : Waktu pengaliran (detik)
ΔP       : Tekanan (dyne / cm )
V         : Volume cairan
L          : Panjang Pipa Kapiler

Untuk penentuan Viskositas Kinematis menggunakan Viskometer tipe pipet, baik untuk minyak yang transparan atau tidak.
Rumus :
µ kin    =   C. t
dimana:          
µ kin    : Viskositas Kinematik (Poise )
C          : Konstanta alat Oswald (centi stroke / detik )
t           : waktu pengaliran (detik)

Agar aliran fluida dalam pipa kapiler viscometer laminar, harus menggunakan viscometer  yang mempunyai ukuran pipa kapiler sedemikian sehingga waktu alir lebih dari 200  detik. Prinsip dasar dari pengukuran viskositas kinematis pada produk minyak mentah, atau minyak bumi adalah mengukur waktu alir produk minyak bumi yang mempunyai volume tertentu. Untuk viskositas dinamis digunkan rumus :
Rumus :
µ din    =    d . µ kin
dimana :
d          = SG ( Specific Gravity )
Prinsip pengukuran viskositas adalah mengukur waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir dalam jumlah tertentu melewati pipa kapiler dengan panjang tertentu yang disebabakan dorongan gravitasi.

Tujuan Pengujian Sumur (Well Testing)

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.co.id
Drilling Rig
Tujuan utama dari suatu pengujian sumur hydrocarbon, atau yang telah dikenal luas dengan sebutan “Well Testing” adalah untuk menentukan kemampuan suatu lapisan atau formasi untuk berproduksi. Apabila pengujian ini dirancang secara baik dan memadai, kemuadian hasilnya dianalisa secara tepat, maka akan banyak sekali informasi-informasi yang sangat berharga akan didapatkan seperti :
  • ·           Permeabilitas efektif
  • ·           Kerusakan atau perbaikan formasi disekeliling lubang bor yang diuji
  • ·           Tekanan reservoir
  • ·           Bentuk radius pengurasan
  • ·           Keheterogenan suatu lapisan
 
http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.co.id


Sebenarnya prinsip dasar pengujian ini sangat sederhana yaitu kita memberikan suatu gangguan keseimbangan tekanan terhadap sumur yang diuji. Ini dilakukan baik dengan memproduksi dengan laju alir yang konstan (drawdown) atau penutupan sumur (buildup). Dengan adanya gangguan ini imuls perubahan tekanan (pressure transient) akan disebarkan keseluruhan reservoir dan ini diamati setiap saat dengan mencatat tekanan lubang bor selama pengujian berlangsung. Apabila perubahan tekanan tadi diplot dengan suatu fungsi waktu, maka akan dianalisa pola aliran yang terjadi dan juga besaran-besaran dan karakteristik formasi yang telah disebutkan diatas.

Sebagai titik tolak, akan dibahas persamaan-persamaan dasar yang menerapkan aliran fluida dimedia berpori yang akan menjadi basis transien tekanan.