PEMBORAN
SUMUR
Setelah
diketahui adanya potensi dari titik titik kordinat yang di survey, kegiatan
selanjutnya adalah pembuatan sumur uji untuk memastikan bahwa apakah di dalam
lapisan batuan tersebut terdapat suatu potency cekungan endapan minyak setelah
mengevaluasi reservoir, selanjutnya tahap mengembangkan reservoir.Yang pertama
dilakukan adalah membangun sumur (well-construction) meliputi pemboran
(drilling), memasang tubular sumur (casing) dan penyemenan (cementing). Lalu
proses completion untuk membuat sumur siap digunakan.
Adapun cara
yang digunkan untuk membantu proses pencarian sumber minyak baru pada sumur
eksplorsi baru, kita dapat mengunakan alat dan mengindentifikasikan mengunakan
media penelitian semple sebagai berikut :
1. Gas
Sensor (pada geolograph)
Fungsi Gas
Sensor untuk mendeteksi, mencatat, dan menganalisa baik secara kuantitatif
maupun kualitatif serta komposisi gas yang terikut kedalam sistem lumpur bor.
Menurut
fungsinya, Gas Sensor ini dapat dibedakan dengan beberapa jenis alat ukur
antara lain:
a.
Gas detector.
b.
Gas Chromatograph.
c.
Hydrogen Sulphide Sensor.
a.
Gas Detector
Fungsi Gas
Detector untuk mengukur kadar gas hidro karbon ringan yang terikut ke dalam
sistem lumpur bor yang dapat dipisahkan secara terus-menerus oleh Degasser. Gas
yang masuk ke dalam sistem lumpur dapat menurunkan berat jenis lumpur, sehingga
Driller dapat segera mengantisipasi kesulitan pemboran yang akan
terjadi.
Pengukuran
kandungan gas di dalam sistem lumpur dapat dibedakan dalam 3 kondisi yaitu :
a.
Background Gas (BG).
Kandungan
gas yang masuk ke dalam sistem lumpur ketika pemboran sedang berlangsung.
b.
Trip Gas (TG).
Kandungan
gas yang masuk ke dalam sistem lumpur ketika melakukan round trip (misal
cabut/masuk ganti pahat bor).
c.
Connection Gas (CG).
Kandungan
gas yang masuk ke dalam sistem lumpur ketika menyambung rangkaian pipa bor.
Cara kerja
alat ukur ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Sensor
penangkap gas (gas trap) dipasang pada saluran lumpur
yang keluar dari sumur. Gas yang terperangkap akan mengalir ke Gas Sensor.
Konsentrasi gas tersebut diukur dalam satuan persen (maksimum 100%).
b. Gas
chromatograph
Fungsi Gas Chromatograph untuk
mengidentifikasi persen komponen gas yang terikut ke dalam sistem lumpur bor,
sehingga dapat diketahui persentasi gas Methane (C1), Gas Ethane (C2),
Gas Propane (C3), Gas Iso Butane (i-C4), dan Gas Normal
Butane (n-C4).
Hasil
pengukuran ini dapat direkam pada Chromatografik .Fungsi
Gas Chromatograph
untuk mengukur kuantitas dan kualitas ekstrak gas yang terikut ke dalam
sistem lumpur bor.
c. Hydrogen
Sulphide Sensor
Fungsi Hydrogen Sulphide
Sensor untuk mengukur kadar ekstrak gas H2 S yang terikut ke
dalam sistem lumpur bor. Dengan demikian, Driller dapat segera mengambil
tindakan pengamanan, karena gas H2 S yang berkonsentrasi tinggi (
> 100 ppm ) sangat membahayakan terhadap manusia, binatang, dan
peralatan bor & sumur.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada alat-alat ukur gas ini antara lain:
a.
Periksa dan bersihkan alat penangkap ekstrak gas di saluran lumpur yang keluar
dari sumur, agar gas yang keluar dari sistem lumpur dapat langsung ditangkap
oleh sensor penangkap gas.
b.
Periksa pipa saluran gas ke Gas Sensor,
jangan sampai bocor atau terjepit, agar semua gas yang ditangkap
dapat diukur dengan baik pada setiap saat.
c.
Lakukan kalibrasi secara periodik, agar hasil pengukurannya sesuai dengan
kondisi yang benar.
Proses ini
meliputi perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh pipa-pipa
dan katup produksi beserta asesorinya untuk mengalirkan minyak dan gas ke
permukaan; pemasangan kepala sumur (wellhead atau chrismast tree) di permukaan;
pemasangan berbagai peralatan keselamatan, pemasangan pompa kalau diperlukan,
dsb. Jika dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase
ini.Selanjutnya well-evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di
dalam sumur.Teknik yang paling umum dinamakan logging yang dapat dilakukan pada
saat sumur masih dibor ataupun sumurnya sudah jadi.
2. Geolograph
Fungsi Geolograf untuk mengukur perubahan beberapa parameter bor selama
pemboran sedang berlangsung. Beberapa parameter bor yang direkamnya antara lain
:
a.
Kedalaman sumur.
b. Waktu
mengebor.
c.
Kecepatan pemboran.
d. Putaran
rangkaian pipa bor per menit.
Geolograf merupakan kumpulan dari beberapa hasil rekaman alat-alat ukur
yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga hal ini merupakan suatu rangkuman
data parameter pemboran yang direkam dalam bentuk grafik / chart.
Keunggulan dari alat ukur ini terhadap alat ukur lainnya adalah data
parameter bor terekam berupa grafik selama 24 jam terus menerus, sehingga
grafik ini dapat membantu untuk menganalisa beberapa kejadian selama pemboran
berlangsung antara lain :
a. Perubahan sifat batuan yang ditembus.
b. Kerusakan pada pompa dan rangkaian pipa bor.
c. Pahat bor buntu.
3. Inclination &
Direction Hole Survey
Fungsi Inclination & Direction Hole Survey untuk merekam kemiringan
dan arah lubang sumur. Dengan demikian, Driller mengetahui perubahan keadaan
lubang sumur, agar dapat mencapai target pemboran yang telah direncanakan
dengan baik.
Beberapa pabrik pembuat alat ukur ini ada yang hanya untuk mengukur
kemiringan lubang saja, pada alat ukur ini hanya
menggunakan bandul pendulum saja. Sedangkan yang mengukur kemiringan dan arah
lubang sumur, pada alat ukur ini dilengkapi dengan magnit untuk menunjukkan
arah lubang sumur saat itu.
Menurut cara perekamannya dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Single shot.
Pada alat ukur ini hanya merekam satu kali rekaman saja pada sekali
pengukuran alat ukur didalam sumur.
b. Multiple shot.
Pada alat ukur ini dapat merekam lebih dari satu rekaman pada sekali
pengukuran alat ukur di dalam sumur.
4. Sample
Sample
merupahkan bagian bahan galian dari suatu endapan yang digunakan untuk bahan
penelitian untuk mengetahui keadaan dan sifat fisik dari suatu endapan maupun
daerah.
Di dalam
proses pembukaan sumur eksplorasi yang baru terdapat beberapa jenis sample yang
ada saat ini, yakni :
a. dry
sample
b. core
sample
c. swc
(satwal core)
d. unwoshed.
Umumnya
sample dapat ditemukan di lapisan-lapisan stuktur batuan sebagai berikut ini,
struktur tersebut antara lain adalah :
a. telisa
sand
b. batu raja
c. talang
akar
d. basement
Secara umum
minyak biasanya terdapat dilapisan batuan sedimen / sand stone. Untuk itu dalam
pembukaan sumur eksplorasi yang baru, sample yang biasa ditemukan dalam proses
pemboran adalah :
1. cutting
Sample
cutting adalah semple yang hancur akibat terkena bit atau mata bor pada saat
pemboran sedang berlangsung yang terikut bersamaan dengan lumpur bor pada saat
pemompaan lumpur.Sample cutting sebelum diambil, terlebih dahulu di pisahkan
dari lumpur dengan di campur air agar sample dan lumpur dapat terpisah.
2. coring
core /
coring adalah sample batuan yang di ambil pada saat pemboran berlangsung,
sample ini di ambil dengan cara memasukan suatu pipa fiber sepanjang 20 ft di
dalam formasi DP. Sample jenis ini posisinya tidak menentu, tergantung pada
jenis struktur batuan tersebut.sample coring tidak dilakukan pada setiap
pekerjaan pemboran. Pengamblan sample ini hanya berlangsung pada saat proses
pembuatan atau pembukaan sumur minyak yang baru dan juga untuk data penelitian
0 Comment to "PEMBORAN SUMUR MINYAK"
Post a Comment