Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menyatakan, produksi listrik Indonesia sangat lambat bila dibandingkan negara lain. Pasalnya, sumber daya alam di negara ini justru diekspor ke negara saingan Indonesia untuk menggenjot produksi listrik mereka.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Andrinof A Chaniago mencatat, sumber utama penghasil listrik berasal dari batu bara serta minyak dan gas (migas). Sayangnya, sumber daya alam berlimpah itu bertahun-tahun dikirim ke negara saingan Indonesia, seperti India dan China.
"Sebesar 85 persen dari produksi batu bara dan migas kita dikirim ke luar negeri dan 15 persennya dipakai untuk kepentingan dalam negeri. Tak heran bila jalan produksi listrik kita melambat," papar dia dalam Seminar Nasional Agenda Konkret Pemerintahan Baru di Hotel JS Luwansa, Jakarta
Lebih jauh dijelaskan Andrinof, produksi listrik Indonesia hanya seperenam dibanding India dan seperduapuluh duanya China.
"Itu karena kita malah bantu mereka dengan ekspor batu bara dan migas kita ke negara saingan. Sedangkan kita ibarat ayam yang mati di lumbung sendiri, di mana pemadaman listrik bergilir terjadi setiap hari di wilayah penghasil sumber daya alam itu," ungkap dia.
Andrinof mengartikan tindakan ini sebuah penzoliman terhadap bangsa dan rakyat Indonesia karena sumber daya alam justru digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran segelintir orang bukan rakyat Indonesia.
"Kita seperti zolim dengan bangsa dan rakyat kita. Batubara dan migas justru diekspor untuk membantu peningkatan daya saing mereka, tapi kita sendiri melemah," tegas dia. (Fik/Gdn)
0 Comment to "Energy Mati di Nergara Sendiri"
Post a Comment