4. Rotary Torque Gauge
Fungsi Rotary Torque Gauge untuk mengukur
perubahan torsi yang terjadi pada rangkaian pipa bor, ketika kegiatan pemboran
sumur sedang berlangsung. Torsi yang terjadi ini dapat disebabkan oleh
perubahan karakteristik lapisan batuan yang ditembus, terjadi kerusakan di cone
pada pahat bor, dan terjadi kerusakan pada rangkaian pipa bor.
Ditinjau dari
cara perekaman torsi yang terjadi dapat dibedakan system perekamannya yaitu
secara listrik dan hidro mekanik,
a. Cara Listrik
Setiap terjadi perubahan torsi pada rotary table /
rangkaian pipa bor akan direkam langsung oleh torque meter yang digerakkan
dengan tenaga listrik. Skala ukur pada cara ini telah disetarakan dari satuan
ampere ke dalam satuan torsi (ft. lbs.). Bentuk alat ini dapat dilihat pada
gambar.
b. Cara Hidro – Mekanik
Pada cara ini menggunakan suatu alat yang bekerja secara mekanik dan hidrolik. Alat sensornya dipasang pada rantai rotary table, sehingga setiap terjadi perubahan torsi pada rangkaian pipa bor akan diteruskan oleh perubahan tegangan pada rantai rotary table, kemudian setiap perubahan tegangan ini akan direkam oleh piston dan diteruskan oleh fluida non compressible ke Rotary Torque Gauge. Bentuk alat ini dapat dilihat pada gambar .
Torsi yang
terjadi diukur dalam satuan titik (erlative torque indicator) dengan rentang
batas sampai 500 points dan 1000 points. Pada umumnya torsi yang
terjadi selama pemboran dibatasi tidak boleh lebih dari 200 points.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada alat ukur ini antara lain :
- Periksa penempatan sensor puntir pada posisi yang
benar
. - Lakukan kalibrasi pada Rotary Torque Gauge sesuai dengan beban puntir rangkaian pipa
bor yang benar.
- Gunakan skala rentang batas ukur Rotary Torque Gauge sesuai dengan
beban puntir yang terjadi pada rangkaian pipa bor.
- Buang akumulasi udara yang terperangkap di dalam slang / pipa minyak non compressible, agar Rotary Torque Gauge selalu sensitive merekam perubahan beban puntir (khusus untuk jenis Hidro-Mekanik).
5. Tong Torque Gauge
Fungsi Tong Torque Gauge untuk mengukur
perubahan beban puntir yang terjadi pada waktu mengikat/menyambung dan
membuka/melepas sambungan rangkaian pipa bor, pipa selubung, dan pipa produksi.
Hal ini perlu dilakukan secara tepat pengukurannya, agarbeban puntir pengikatan
pada rangkaian pipa tersebut sesuai dengan beban puntir yang direkomendasikan
pada setiap jenis pipa, sehingga tidak terjadi kerusakan pada ulir sambungan
pipa tersebut.
Cara kerja alat
ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Sebuah
membrane/piston dipasang pada lengan kunci pengikat pipa bor, pipa selubung,
atau pipa produksi, kemudian pada sisi lainnya dihubungkan dengan rantai ke make up cathead / break out cathead.
Dengan demikian, setiap perubahan tarikan pada saat mengikat/menyambung atau
membuka/melepas sambungan pipa akan menggerakkan membran/piston yang diteruskan
dengan fluida non compressible ke Tong
Torque Gauge, sehingga dapat diketahui torsi pengikatan sambungan pipa
tersebut.
Kapasitas Tong Torque Gauge mencapai 25.000 lbs atau 120.000 ft. lbs. untuk
panjang lengan kunci pengikat sepanjang 4,8 feet. Bentuk alat ini dapat dilihat
pada gambar .
Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada alat ukur ini antara lain :
a.
Periksa penempatan sensor beban puntir pada posisi yang
benar.
b.
Lakukan kalibrasi pada Tong Torque Gauge sesuai dengan beban puntir
penyambungan/pembukaan sambungan rangkaian pipa bor, pipa selubung, pipa produksi yang benar.
penyambungan/pembukaan sambungan rangkaian pipa bor, pipa selubung, pipa produksi yang benar.
c.
Gunakan skala rentang batas ukur Tong Torque Gauge sesuai dengan beban puntir yang terjadi ketika
menyambung/membuka sambungan rangkaian pipa bor, pipa selubung, dan pipa
produksi.
d.
Buang akumulasi udara yang terperangkap di dalam slang
/ pipa minyak non compressible, agar Tong
Torque Gauge selalu sensitive merekam perubahan beban puntir yang terjadi.
6. Pump Speed Indicator
Fungsi Pump Speed Indicator untuk mengukur
perubahan kecepatan langkah piston pompa setiap menit, ketika pompa memompakan
Lumpur bor / fluida pemboran lainnya ke dalam Lumpur. Dengan demikian, Driller
dapat mengatur laju aliran Lumpur bor agar bor dapat menghasilkan tenaga
hidrolika Lumpur bor yang tepat untuk mencapai kecepatan pemboran sumur yang
optimum.
Menurut
penempatan sensor untuk merekam langkah piston pompa dapat dibedakan 2 macam
yaitu :
a. Rotary device
Sensor dipasang pada pinion shaft pompa / piston rod oiler / idler whell,
sehingga setiap perubahan putaran yang terjadi akan direkam oleh sensor berupa
banyak putaran per menit, kemudian transmitter merubahnya ke dalam banyak
langkah piston pompa per menit secara electro magnet. Selanjutnya rekaman ini
dapat dilihat pada Stroke Per Minute
(SPM) Indicator.
b. Stroke device
Sensor dipasang pada setiap piston rod pompa. Sensor ini dilengkapi
dengan lengan yang selalu menyentuh rubber ring pada piston rod pompa, sehingga
setiap pompa bekerja sensor ini langsung merekam perubahan banyak langkah pompa
tiap menit.
Skala ukur pada Pump
Speed Indicator bervariasi mulai dari 0 – 100 SMP dan 0 – 500 SPM. Bentuk
alat ini dapat dilihat pada gambar .
Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada alat ukur ini antara lain :
- Periksa penempatan sensor putaran / banyak langkah
piston pompa pada posisi yang benar.
- Lakukan kalibrasi pada Pump Speed Indicator sesuai dengan banyak langkah piston pompa
yang benar.
- Gunakan skala rentang batas ukur Pump Speed Indicator sesuai dengan banyak langkah piston pompa yang nyata terjadi.
Masih berlanjut di artikel Instrument RIG Pemboran Jilid IV.
0 Comment to "Instrument RIG Pemboran Jilid III"
Post a Comment