Friday, 17 July 2015

Instrument RIG Pemboran Jilid III

Instrumen RIG kelanjutan dari artikel yang sebelumnya yaitu Instrument RIG Pemboran Jilid II, dari artikel awal yang berjudul Instrument RIG Pemboran.


4. Rotary Torque Gauge

Fungsi Rotary Torque Gauge untuk mengukur perubahan torsi yang terjadi pada rangkaian pipa bor, ketika kegiatan pemboran sumur sedang berlangsung. Torsi yang terjadi ini dapat disebabkan oleh perubahan karakteristik lapisan batuan yang ditembus, terjadi kerusakan di cone pada pahat bor, dan terjadi kerusakan pada rangkaian pipa bor.
Ditinjau dari cara perekaman torsi yang terjadi dapat dibedakan system perekamannya yaitu secara listrik dan hidro mekanik,

a. Cara Listrik
Setiap terjadi perubahan torsi pada rotary table / rangkaian pipa bor akan direkam langsung oleh torque meter yang digerakkan dengan tenaga listrik. Skala ukur pada cara ini telah disetarakan dari satuan ampere ke dalam satuan torsi (ft. lbs.). Bentuk alat ini dapat dilihat pada gambar.

b. Cara Hidro – Mekanik
Pada cara ini menggunakan suatu alat yang bekerja secara mekanik dan hidrolik. Alat sensornya dipasang pada rantai rotary table, sehingga setiap terjadi perubahan torsi pada rangkaian pipa bor akan diteruskan oleh perubahan tegangan pada rantai rotary table, kemudian setiap perubahan tegangan ini akan direkam oleh piston dan diteruskan oleh fluida non compressible ke Rotary Torque Gauge. Bentuk alat ini dapat dilihat pada gambar .
Hidro – Mekanik


Torsi yang terjadi diukur dalam satuan titik (erlative torque indicator) dengan rentang batas sampai 500 points dan 1000 points. Pada umumnya torsi yang terjadi selama pemboran dibatasi tidak boleh lebih dari 200 points.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat ukur ini antara lain :
  1. Periksa penempatan sensor puntir pada posisi yang benar
    .
  2. Lakukan kalibrasi pada Rotary Torque Gauge sesuai dengan beban puntir rangkaian pipa bor yang benar.
  3. Gunakan skala rentang batas ukur Rotary Torque Gauge sesuai dengan beban puntir yang terjadi pada rangkaian pipa bor.
  4. Buang akumulasi udara yang terperangkap di dalam slang / pipa minyak non compressible, agar Rotary Torque Gauge selalu sensitive merekam perubahan beban puntir (khusus untuk jenis Hidro-Mekanik).


5. Tong Torque Gauge

Fungsi Tong Torque Gauge untuk mengukur perubahan beban puntir yang terjadi pada waktu mengikat/menyambung dan membuka/melepas sambungan rangkaian pipa bor, pipa selubung, dan pipa produksi. Hal ini perlu dilakukan secara tepat pengukurannya, agarbeban puntir pengikatan pada rangkaian pipa tersebut sesuai dengan beban puntir yang direkomendasikan pada setiap jenis pipa, sehingga tidak terjadi kerusakan pada ulir sambungan pipa tersebut.

Cara kerja alat ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Sebuah membrane/piston dipasang pada lengan kunci pengikat pipa bor, pipa selubung, atau pipa produksi, kemudian pada sisi lainnya dihubungkan dengan rantai ke make up cathead / break out cathead. Dengan demikian, setiap perubahan tarikan pada saat mengikat/menyambung atau membuka/melepas sambungan pipa akan menggerakkan membran/piston yang diteruskan dengan fluida non compressible ke Tong Torque Gauge, sehingga dapat diketahui torsi pengikatan sambungan pipa tersebut.
            Kapasitas Tong Torque Gauge mencapai 25.000 lbs atau 120.000 ft. lbs. untuk panjang lengan kunci pengikat sepanjang 4,8 feet. Bentuk alat ini dapat dilihat pada gambar .

Tong Torque Gaug


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat ukur ini antara lain :
a.       Periksa penempatan sensor beban puntir pada posisi yang benar.
b.      Lakukan kalibrasi pada Tong Torque Gauge sesuai dengan beban puntir
penyambungan/pembukaan sambungan rangkaian pipa bor, pipa selubung, pipa produksi yang benar.
c.       Gunakan skala rentang batas ukur Tong Torque Gauge sesuai dengan beban puntir yang terjadi ketika menyambung/membuka sambungan rangkaian pipa bor, pipa selubung, dan pipa produksi.
d.      Buang akumulasi udara yang terperangkap di dalam slang / pipa minyak non compressible, agar Tong Torque Gauge selalu sensitive merekam perubahan beban puntir yang terjadi.


6. Pump Speed Indicator

Fungsi Pump Speed Indicator untuk mengukur perubahan kecepatan langkah piston pompa setiap menit, ketika pompa memompakan Lumpur bor / fluida pemboran lainnya ke dalam Lumpur. Dengan demikian, Driller dapat mengatur laju aliran Lumpur bor agar bor dapat menghasilkan tenaga hidrolika Lumpur bor yang tepat untuk mencapai kecepatan pemboran sumur yang optimum.
Menurut penempatan sensor untuk merekam langkah piston pompa dapat dibedakan 2 macam yaitu :
a.      Rotary device
Sensor dipasang pada pinion shaft pompa / piston rod oiler / idler whell, sehingga setiap perubahan putaran yang terjadi akan direkam oleh sensor berupa banyak putaran per menit, kemudian transmitter merubahnya ke dalam banyak langkah piston pompa per menit secara electro magnet. Selanjutnya rekaman ini dapat dilihat pada Stroke Per Minute (SPM) Indicator.
b.      Stroke device
Sensor dipasang pada setiap piston rod pompa. Sensor ini dilengkapi dengan lengan yang selalu menyentuh rubber ring pada piston rod pompa, sehingga setiap pompa bekerja sensor ini langsung merekam perubahan banyak langkah pompa tiap menit.

Skala ukur pada Pump Speed Indicator bervariasi mulai dari 0 – 100 SMP dan 0 – 500 SPM. Bentuk alat ini dapat dilihat pada gambar .



Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat ukur ini antara lain :
  1. Periksa penempatan sensor putaran / banyak langkah piston pompa pada posisi yang benar.
  2. Lakukan kalibrasi pada Pump Speed Indicator sesuai dengan banyak langkah piston pompa yang benar.
  3. Gunakan skala rentang batas ukur Pump Speed Indicator sesuai dengan banyak langkah piston pompa yang nyata terjadi.
Masih berlanjut di artikel Instrument RIG Pemboran Jilid IV



Share this

0 Comment to "Instrument RIG Pemboran Jilid III"

Post a Comment