Analisa
inti batuan dalam teknik perminyakan pada penerapannya di lapangan diawali
dengan coring. Coring merupakan kegiatan atau usaha untuk mendapatkan contoh
batuan dari formasi bawah permukaan. Core sampel inilah yang nantinya diuji
dalam laboratorium untuk mengetahui sifat fisik batuannya. Analisa inti batuan
adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah permukaan (core) diperoleh.
Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran. Studi dari data analisa inti batuan dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. Selain itu data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging.
Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran. Studi dari data analisa inti batuan dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. Selain itu data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging.
Sample Core |
Prosedur
analisa inti batuan pada dasarnya terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1. Analisa inti batuan rutin.
2. Analisa inti batuan spesial.
2. Analisa inti batuan spesial.
Analisa
inti batuan rutin umumnya berkisar tentang pengukuran porositas, permeabilitas
absolut dan saturasi fluida, sedangkan analisa inti batuan spesial dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengukuran pada kondisi statis dan pengukuran
pada kondisi dinamis. Pengukuran pada kondisi statis meliputi tekanan kapiler,
sifat-sifat listrik dan kecepatan rambat suara, grain density, wettability,
kompresibilitas batuan, permeabilitas dan porositas fungsi tekanan (Net Over
Burden) dan studi petrografi. Yang termasuk pengukuran pada kondisi dinamis
meliputi : permeabilitas relatif, thermal recovery, gas residual, water flood
evaluation, liquid permeability (evaluasi completion, work over dan injection
fluid meliputi surfactant dan polymer).
beberapa pengukuran yang dilakukan dalam analisa inti batuan :
beberapa pengukuran yang dilakukan dalam analisa inti batuan :
1.
Porositas
Porositas
adalah ukuran yang menunjukkan besar rongga suatu batuan. Untuk menentukan
porositas, ada beberapa alat yang diperkenalkan, salah satunya yaitu porometer
di mana untuk menentukannya digunakan Metode Mercury Injection Pump, dengan
bahan yang digunakan Hg atau air raksa sebagai petunjuk. Selain itu juga
digunakan Metode Penimbangan, yang juga digunakan untuk mengukur porositas
efektif.
2.
Saturasi
Saturasi
fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida tertentu
terhadap jumlah volume pori. Untuk menentukan ada dua metoda yang dapat
digunakan, yaitu metode destilasi dan metode retort.
3.
Permeabilitas
Permeabilitas
adalah sifat fisik batuan reservoir yang merupakan kemampuan batuan reservoir
untuk dapat meloloskan atau melewatkan fluida melalui pori-pori yang saling
berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Untuk menentukan
permeabilitas suatu batuan reservoir didukung oleh suatu alat yaitu permeameter
yang terdiri dari liquid permeameter dan gas permeameter. Alat ini hanya dapat
mengidentifikasi satu fluida saja, selebihnya alat ini tidak dapat membacanya.
4.
Kadar Larut Sample Formasi dalam Larutan Asam
Materi
dikenal untuk mengetahui manfaat atau kegunaan larutan asam yang
digunakan untuk mengetahui tingkat reaktivitas formasi dengan asam. Dimana
dengan sistem stimulasi asam dengan kadar tertentu diinjeksikan kedalam
reservoir, yang mana asam dengan kadar tertentu tersebut langsung dapat
melarutkan batuan-batuan tertentu seperti halnya karbonat, sehingga dapat
memperbaiki nilai viskositas fluida reservoir dan tentunya nilai
permeabilitasnya. Maka dengan kata lain kelarutan batuan formasi dalam larutan
asam dapat memperbesar rongga pori dalam batuan sehingga memperbesar
permeabilitas untuk memperbesar laju produksi.
5.
Sieve Analysis
Tahap
penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas (unconsolidated) tidak
sesederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi kompak (consolidated)
karena harus mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama fluida
produksi sebab hal tersebut dapat menyebabkan penyumbatan pada dasar sumur dan
volume pipa akan berkurang. Sieve analisis merupakan materi penting yang harus
diketahui oleh engineer produksi dan engineer pemboran. Dimana dalam setiap
formasi, ada lapisan pasir yang dapat menimbulkan masalah apabila tidak
diperhatikan secara serius.
6.
Tekanan Kapiler
Tekanan
kapiler didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara permukaan dua
Fluida yang tidak bercampur (cairan-cairan atau gas-cairan) sebagai akibat dari
pertemuan permukaan yang memisahkan kedua fluida tersebut. Besarnya tekanan
kapiler dipengaruhi oleh tegangan permukaan, sudut kontak, dan jari-jari
kelengkungan. Dalam memproduksi fluida kepermukaan, tekanan memegang peranan
penting karena distribusi fluida reservoir secara vertical maupun horizontal.
drainage dan imbibition berkaitan erat dengan tekanan kapiler.
Bolehkah saya meminta referensi tulisan ini, untuk referensi tugas akhir saya. bila berkenan, terimakasih
ReplyDelete