Friday, 17 July 2015

Instrument RIG Pemboran Jilid V

10. Mud Density Sensor

Fungsi Mud Density Sensor untuk mengukur perubahan berat jenis lumpur bor baik yang masuk ke dalam sumur maupun yang keluar dari sumur. Dengan demikian, Driller dapat mengetahui gejala-gejala kesulitan pemboran yang ditunjukkan dari perubahan berat jenis lumpur bor terutama yang keluar dari dalam sumur, yaitu :

a.    Jika berat jenis lumpur yang keluar dari sumur mendadak berkurang jauh sekali tidak setara dengan berat jenis lumpur bos yang masuk ke dalam sumur, maka hal ini memberikan tanda-tanda sumur akan menyembur.

b.    Jika berat jenis lumpur yang keluar dari sumur mendadak bertambah jauh sekali tidak seara dengan berat jenis lumpur bor yang masuk ke dalam sumur, maka hal ini memberikan tanda-tanda terjadi pertambahan partikel padat (misalnya pasir) di dalam sistem lumpur bor, sehingga hilang lumpur mungkin dapat terjadi pada zone-zone lemah.

Cara kerja alat ukur ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Sebuah pelampung diapungkan pada lumpur bor, sehingga setiap perubahan aka direkam dengan tenaga listrik oleh Mud Density Sensor. Dengan demikian, setiap perubahan berat jenis lumpur dapat dibaca dalam bentuk digital yang sangat peka.

Sebuah Mud Density Sensor dipasang pada suction tank untuk merekam berat jenis lumpur yang masuk ke dalam sumur, dan sebuah lagi dipasang di shale shaker tank untuk merekam berat jenis lumpur yang keluar dari sumur. Pada kondisi normal hasil pengukuran berat jenis lumpur di kedua tempat tersebut harus sama. Rentang batas kapasitas Mud Density Sensor sekitar -025 Lbs/gal atau 0-3 Gr/cc. Bentuk alat ini dapat dilihat pada gambar .

Mud Density Sensor

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat ukur ini antara lain :

a. Pasang sensor-sensor pelampung pada suction tank dan shale shaker tank dengan posisi yang benar, agar setiap terjadi perubahan berat jenis lumpur bor / fluida pemboran lainnya baik yang masuk ke dalam sumur maupun yang keluar dari sumur dapat direkam dengan baik.

b.  Sensor-sensor pelampung harus dibersihkan dari kerak-kerak lumpur bor, agar dapat merekam setiap perubahan berat jenis lumpur bor dengan benar.

c. Lakukan kalibrasi pada Mud Density Sensor sesuai dengan berat jenis lumpur bor / fluida pemboran lainnya yang disimpan di dalam mud tank.


11. Inclination & Direction Hole Survey

TOTCO survey toolFungsi Inclination & Direction Hole Survey untuk merekam kemiringan dan arah lubang sumur. Dengan demikian, Driller mengetahui perubahan keadaan lubang sumur, agar dapat mencapai target pemboran yang telah direncanakan dengan baik.
Beberapa pabrik pembuat alat ukur ini ada yang hanya untuk mengukur kemiringan lubang saja (TOTCO survey tool), pada alat ukur ini hanya menggunakan bandul pendulum saja. Sedangkan yang mengukur kemiringan dan arah lubang sumur (EASTMAN, SPERRY SUN survey tool), pada alat ukur ini dilengkapi dengan magnit untuk menunjukkan arah lubang sumur saat itu.
Menurut cara perekamannya dapat dibedakan sebagai berikut :
a.      Single shot.
Pada alat ukur ini hanya merekam satu kali rekaman saja pada sekali pengukuran alat ukur didalam sumur.
b.      Multiple shot.
Pada alat ukur ini dapat merekam lebih dari satu rekaman pada sekali pengukuran alat ukur di dalam sumur.
Bentuk alat ini dapat dilihat pada gambar .


Sonde



Cara kerja alat ukur ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a.      Inclination Survey
Pada alat ukur ini terdapat jarum penunjuk kemiringan lubang sumur, bandul penunjuk, chart skala kemiringan lubang sumur, dan piring penahan chart penunjuk kemiringan lubang sumur.
Pada saat pengukuran kemiringan lubang sumur dilakukan, maka posisi bandul akan berada sesuai dengan kemiringan lubang sumur saat itu. Setelah waktu pengukuran berakhir sebiah jarum penunjuk kemiringan lubang akan menusuk / memberi tanda pada chart skala kemiringan lubang sumur saat itu. Jadi, hasil rekaman alat ukur ini hanya berupa tanda titik didaerah lingkaran-lingkaran kemiringan lubang sumur saat itu.
b.      Inclination & Direction Survey.
Pada alat ukur ini terdapat batu battery, bola lampu, film, magnit jarum, bandul penunjuk kemiringan lubang, dan alat pencuci film.
Pada saat alat ukur ini berada di kedalaman tertentu, maka jarum kompas akan menunjukkan posisi arah kutub-kutub magnit bumi, sehingga dapat diketahui arah lubang sumur saat itu, bersamaan itu pula bandul penunjuk akan berada pada posisi kemiringan lubang sumur saat itu. Pada posisi ini battery memberikan arus listrik ke pada bola lampu dan bola lampu hidup meninari film yang menunjukkan posisi lubang sumur. Saat itu pula posisi tool face dari directional survey juga terekam pada film tersebut. Setelah film berada dipermukaan dicuci untuk mengetahui arah, kemiringan lubang sumur, dan posisi tool face pada kedalaman pengukuran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat ukur ini antara lain :

a.  Periksa alat ukur tersebut dengan teliti, agar yakin dapat berfungsi/bekerja baik sebelum alat ukur dimasukkan ke dalam sumur.
b.  Lakukan kalibrasi secara periodik agar hasil perekamannya benar.
c.   Pada saat melakukan pengukuran, posisi rangkaian pipa bor harus dalam keadaan diam.
d.  Gunakan jumlah Non Magnetic Drill Collar yang cukup untuk melindungi penunjukan arah magnit kompas pada posisi yang benar.


12. Gas Sensor

Fungsi Gas Sensor untuk mendeteksi, mencatat, dan menganalisa baik secara kuantitatif maupun kualitatif serta komposisi gas yang terikut kedalam sistem lumpur bor.

Menurut fungsinya, Gas Sensor ini dapat dibedakan dengan beberapa jenis alat ukur antara lain :
a.       Gas detector.
b.      Gas Chromatograph.
c.       Gas Cromatologger.
d.      Hydrogen Sulphide Sensor.

  a. Gas Detector

Fungsi Gas Detector untuk mengukur kadar gas hidro karbon ringan yang terikut ke dalam sistem lumpur bor yang dapat dipisahkan secara terus-menerus oleh Degasser. Gas yang masuk ke dalam sistem lumpur dapat menurunkan berat jenis lumpur, sehingga Driller dapat segera mengantisipasi kesulitan pemboran yang akan terjadi.

Pengukuran kandungan gas di dalam sistem lumpur dapat dibedakan dalam 3 kondisi yaitu :
a.      Background Gas (BG).
Kandungan gas yang masuk ke dalam sistem lumpur ketika pemboran sedang berlangsung.
b.      Trip Gas (TG).
Kandungan gas yang masuk ke dalam sistem lumpur ketika melakukan round trip (misal cabut/masuk ganti pahat bor).
c.       Connection Gas (CG).
Kandungan gas yang masuk ke dalam sistem lumpur ketika menyambung rangkaian pipa bor.

Cara kerja alat ukur ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Sensor penangkap gas dipasang pada saluran lumpur yang keluar dari sumur. Gas yang terperangkap akan mengalir ke Gas Sensor. Konsentrasi gas tersebut diukur dalam satuan persen (maksimum 100%).

 b. Gas Chromatograph
Fungsi Gas Chromatograph untuk mengukur kuantitas dan kualitas ekstrak gas yang terikut ke dalam sistem lumpur bor.

 c. Gas Chromatologger
Fungsi Gas Chromatologger untuk mengidentifikasi persen komponen gas yang terikut ke dalam sistem lumpur bor, sehingga dapat diketahui persentasi gas Methane (C1), Gas Ethane (C2), Gas Propane (C3), Gas Iso Butane (i-C4), dan Gas Normal Butane (n-C4).
Hasil pengukuran ini dapat direkam pada Chromatografik.

d. Hydrogen Sulphide Sensor
Fungsi Hydrogen Sulphide Sensor untuk mengukur kadar ekstrak gas H2 S yang terikut ke dalam sistem lumpur bor. Dengan demikian, Driller dapat segera mengambil tindakan pengamanan, karena gas H2 S yang berkonsentrasi tinggi ( > 100 ppm ) sangat membahayakan terhadap manusia, binatang, dan peralatan bor & sumur.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat-alat ukur gas ini antara lain :
a.       Periksa dan bersihkan alat penangkap ekstrak gas di saluran lumpur yang keluar dari sumur, agar gas yang keluar dari sistem lumpur dapat langsung ditangkap oleh sensor penangkap gas.
b.      Periksa pipa saluran gas ke Gas Sensor, jangan sampai bocor atau terjepit, agar semua gas yang ditangkap dapat diukur dengan baik pada setiap saat.
c.       Lakukan kalibrasi secara periodik, agar hasil pengukurannya sesuai dengan kondisi yang benar.


Share this

0 Comment to "Instrument RIG Pemboran Jilid V"

Post a Comment