Ilustration : Drilling Ship |
Bayangkan anda memarkir kapal seharga US$300 juta selama
berbulan-bulan di laut lepas, dengan membayar mahal mekanik-mekanik yang
selalu menjaga agar mesinnya tetap hidup. Teluk Meksiko dan Laut
Karibia sekarang menjadi sebuah garasi untuk Rig2 Kapal - dengan ongkos
sekitar US$70.000/hari. Ini lebih baik daripada terpaksa mengirim
rig-rig yang mahal itu untuk dibesi tuakan.
Merupakan dilema, di mana industri lepas pantai yang ditujukan untuk mengimbangi hebohnya dunia minyak, ternyata telah menghadapi kegagalan. Para pemilik Rig terpaksa menganggurkan sejumlah armadanya, yang dulunya belum pernah terjadi, karena beberapa pelanggan seperti ConocoPhillips mengurungkan eksplorasi laut-dalam yang mahal. Dan ini menjadikan Transocean Ltd. dan Ensco Plc, dua dari tiga pemain terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Terlalu banyaknya armada-armada eksplorasi baru, nampak cukup galau sebelum harga minyak anjlok. Dan sekarang betul-betul menjadi bencana. Galangan-galangan kapal terus membuat unit-unit baru untuk memenuhi pesanan sewaktu harga minyak melambung, tetapi penyedia rig sudah tidak butuh lagi. Selagi kontrak-kontrak sudah habis, banyak perusahaan minyak yang tidak memperpanjang, dan bahkan ada yang telah dibatalkan.
Jumlah Rigkapal yang menganggur sudah tiga kali lipat sejak tahun lalu, menjadi 31, atau sekitar 1 dari setiap 4 rigkapal yang beroperasi di seluruh dunia. Dan ini terjadi sejak bulan Juli 2008, sekitar sepertiga rigkapal yang nganggur berada di Teluk Meksiko dan Laut Karibia.
Semisubmersible jumlah Rig semisubmesible yang menganggur juga semakin tidak
menenangkan. Dari 190 unit yang ada di seluruh dunia, 46 unit nganggur,
meningkat dari 39 di awal tahun 2014. Pengiriman lebih dari 60 rig
baru yang dipesan sampai akhir tahun 2018 malah semakin memperburuk
selagi harga minyak mentah masih separonya dari harga pertengahan tahun
2014, mana tanpa ada tanda-tanda akan membaik lagi.
Sekitar 50 kontrak rig laut-dalam akan berakhir tahun ini. Jika dalam waktu dekat tidak mendapat kontrak, pemilik harus memutuskan apakah akan dianggurkan atau dibesituakan.
Beberapa kontrak sedang ditandatangani dan bahkan kontrak yang sedang berlaku masih menjadi tanda tanya.
Pembatalan Kontrak ConocoPhillips pada tanggal 16 Juli yang lalu mengumumkan telah
membatalkan 3 tahun kontrak sebuah Rigkapal milik Ensco yang sewanya
sebesar US$550.000/hari untuk bekerja di Teluk Meksiko. Namun mereka
harus tetap membayar penalti sebesar 2 tahun sewa atau kira-kira
US$400juta. Ensco bilang, memang uang penalti itu bisa membantu
mengimbangi hilangnya pemasukan, namun tetap tidak bisa merubah
kenyataan bahwa rig yang nganggur memerlukan biaya tambahan. Jika dalam
waktu dekat tidak mendapat kontrak, akan semakin membengkak biayanya.
Tahun lalu, rigkapal "Deepwater Expedition" milik Transocean yang mampu mengebor di kedalaman air 8.500 kaki (2.600 m) disewa dengan bayaran US$650.000/hari, ini merupakan harga sewa termahal yang pernah terjadi. Setelah kontrak berakhir pada bulan November lalu, rig ini membebani biaya termahal bagi pemilik rig lepas pantai terbesar di dunia itu dengan ongkos US$100.000/hari. Akhirnya dijual oleh Transocean.
Artikel by : Boediharjo Tricahyanto
Edit : Teknik Perminyakan Indonesia
0 Comment to "Rig Kapal Jadi Pengangguran "
Post a Comment