Thursday, 19 March 2015

SPBG Belum Jadi Minat Pengusaha Swasta


Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) belum sepenuhnya berjalan maksimal. Salah satu faktornya, belum tersedianya infrastruktur berupa Stasiun Bahan Bakar Gas (SPBG).
Rencana pemerintah, tahun ini ada beberapa infrastruktur migas akan dibangun. Antara lain, infrastruktur pendukung penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi yaitu 6 SPBG online, 6 SPBG mother station, 5 SPBG daughter station, 2 mobile refueling unit, 8 gas transport module, 2 SPBG eco station, dan 4 jalur pipa penyalur.
Pengembangan BBG di Indonesia tidak cukup hanya mengandalkan Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN). Pemerintah perlu menggandeng pihak swasta untuk berperan aktif dalam pembangunan SPBG. Namun pihak swasta masih enggan berinvestasi di SPBG dengan alasan harga BBG masih jauh dari keekonomian.
Presiden Direktur PT Gagas Energi Indonesia Deny Praditya, harga BBG untuk jenis Compress Natural Gas (CNG) Rp 3.100 per liter setara premium (lsp) untuk wilayah Jakarta, Bogor Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Padahal dalam hitungan Asosiasi CNG Indonesia, harga keekonomian BBG seharusnya mencapai Rp 4.500 lsp. "Karena belum mencapai keekonomian swasta belum bergerak membangun," tuturnya.
Atas dasar itu pihaknya mendesak pemerintah menerapkan harga keekonomian sesuai hitungan asosiasi. "Kalau PGN Pertamina tidak akan cukup bangun infrastruktur karena itu keekonomian. Asosiasi CNG mengusulkan 4500," jelasnya.
site : merdeka.com

Share this

0 Comment to "SPBG Belum Jadi Minat Pengusaha Swasta"

Post a Comment